Perbedaan Utama Sistem Transportasi MRT, LRT, dan KRL di Indonesia

Primonymous - Perbedaan Utama Sistem Transportasi MRT, LRT, dan KRL - Transportasi merupakan salah satu elemen infrastruktur penting dalam perkembangan sebuah kota, khususnya kota metropolis atau yang lebih besar. Contohnya seperti Provinsi DKI Jakarta yang memiliki total populasi mencapai 10 juta penduduk.

Jumlah penduduk yang sangat besar membuat pemerintah berusaha menyediakan transportasi masal yang dapat diandalkan. Beberapa diantaranya adalah dengan membangun sistem transportasi berbasis kereta (rail based transport).

Di Indonesia, terdapat tiga jenis transportasi berbasis kereta, baik yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan yang masih dibangun. Yaitu Kereta Rel Listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Walau ketiganya sama - sama berbasis rel, namun ada perbedaan di antara ketiganya. Apa saja itu?

Daya Angkut


Kereta Rel Listrik (KRL)



Kereta Rel Listik atau yang sekarang disebut dengan Commuter Line merupakan transportasi berbasis kereta yang telah ada di Jakarta sejak tahun 1925. Kereta ini menggunakan sistem motor listrik sebagai penggeraknya. Sistem ini memiliki keunggulan dalam hal volume angkut yang cukup besar. Saat ini KRL mampu melayani 200 ribu lebih penumpang setiap harinya di berbagai rute Jabodetabek.

Mass Rapid Transit (MRT)

Mass Rapid Transit merupakan sistem transportasi berbasis kereta yang memiliki volume angkut sedikit lebih kecil dari pada KRL.

Light Rail Transit (LRT)

Light Rail Transit adalah kereta api 'ringan' yang mampu melakukan perjalanan dengan lebih cepat. Volume angkut ini jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan KRL ataupun MRT.
Di Jakarta, panjang rute sistem ini mencapai 130 kilometer.

Perlintasan


Kereta Rel Listrik (KRL)

KRL berada pada bidang yang sama dengan lalu lintas jalan raya, alias menempel di tanah kecuali rute Cikini - Jayakarta.

Mass Rapid Transit (MRT)



Keunggulan kereta ini ialah pada jalur transportasinya yang tidak sebidang dengan lalu lintas jalan raya, yakni melalui jalur layang ataupun bawah tanah. Sistem transportasi ini akan mulai melayani rute fase 1 dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI pada Maret 2019 mendatang. Rencananya jalur MRT akan melayani perjalanan Utara - Selatan dan Barat - Timur dengan total panjang rute mencapai 110 kilometer.

Light Rail Transit (LRT)

Jalur rute LRT seluruhnya dibuat melayang sehingga tidak ada kemungkinan terjadi konflik jalur seperti KRL. Tanpa adanya kemungkinan konflik jalur membuat transportasi ini mampu memiliki jarak antar kereta yang stabil.

Armada Kereta


Kereta Rel Listrik (KRL)

KRL merupakan jenis moda transportasi kereta yang dalam pengoperasiannya digerakkan menggunakan tenaga listrik. KRL ini sudah ada di jakarta sejak tahun 1976. Untuk menjalankannya, KRL masih menggunakan tenaga masinis mengingat dalam hal teknologi masih menggunakan sistem propulsi motor listrik. Dari segi kecepatan, KRL dapat melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.

KRL telah berkali - kali berganti armada. Mulai dari tahun 1976 -1987 dengan kereta Rheostatik, 1985 - 1992 dengan kereta hasil kerjasama INKA - Hyundai (Korea Selatan), 1997 dengan kereta hasil kerjasama INKA - Hitachi (Jepang), hingga kereta eks Tokyu Corporation, JR East, Tōyō Rapid, dan Tōkyō Metro.

Mass Rapid Transit (MRT)

Lebar gerbong MRT sekitar 3,2-3,5 meter. Tidak hanya itu, dalam hal kecepatan, MRT mampu melaju hingga 100 km/jam. Sementara kekurangannya, MRT memiliki radius putar lebih lebar dibanding LRT yang hanya sekitar 20-30 meter.

MRT Jakarta akan menggunakan kereta listrik produksi Sumitomo Corporation, Jepang, bekerjasama dengan Nippon Sharyo. Kontrak antara PT MRT Jakarta dan Sumitomo Corporation telah ditandatangani pada tanggal 3 Maret 2015. Kereta yang akan dioperasikan MRT Jakarta rencananya akan menggunakan sistem automatic train operation, sehingga dapat dikendalikan langsung dari pusat kontrol.

Light Rail Transit (LRT)



Kereta yang banyak digunakan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika Serikat ini masing-masing gerbong memiliki mesin penggerak sehingga tidak terpusat dalam satu gerbong. Dalam hal pengoperasiannya, kereta yang memiliki lebar 2,7 hingga 2,8 meter ini dapat dikendalikan dengan sistem otomatis tanpa harus menggunakan masinis layaknya KRL.

Dikarenakan dimensinya yang lebih kecil, LRT memiliki keunggulan dimana memiliki radius putar hanya 20-30 meter. Untuk itulah salah satu alasan pemerintah memilih LRT ketimbang monorail adalah dengan radisu lingkar itu sangat cocok dengan kondisi Jakarta yang memiliki gedung-gedung tinggi.

Perbedaan Utama Sistem Transportasi MRT, LRT, dan KRL di Indonesia
infografis oleh detik.com


Itu dia tadi Perbedaan Utama Sistem Transportasi MRT, LRT, dan KRL di Indonesia, semoga bermanfaat.

referensi:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2194658/lebih-canggih-mana-lrt-mrt-atau-krl
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1029158-begini-perbedaan-fungsi-krl-mrt-dan-lrt-di-ibu-kota
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/05/23/ternyata-ini-lho-perbedaan-sistem-tranportasi-kereta-krl-mrt-dan-lrt

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perbedaan Utama Sistem Transportasi MRT, LRT, dan KRL di Indonesia"

Post a Comment

Dilarang menyisipkan link aktif
Dilarang merokok

Stay away from drugs! Because you can't full enjoying the music without full conciusness.